“Doa untuk Aceh dan Sumatera: Mengubah Duka Menjadi Kesadaran”

Print Friendly and PDF



SuaraPeradilanNews.Net

Pandeglang,,- Musibah selalu datang tanpa mengetuk. Ia hadir pada saat kita merasa paling aman, atau ketika kita terlalu percaya bahwa hidup berjalan sesuai rencana.


Namun sejarah panjang bangsa ini menunjukkan, bukan datangnya bencana yang menjadi persoalan utama—melainkan bagaimana kita, sebagai masyarakat, sering kali tidak menjadikannya pelajaran.


Setiap kali bencana menghantam, gelombang empati mengalir deras. Bantuan kemanusiaan, doa, serta liputan media menjadi tanda kepedulian. Begitu puing-puing dibersihkan dan keadaan perlahan pulih, ingatan kolektif kita ikut memudar.


Kita kembali pada pola lama: abai pada tanda-tanda alam, lengah terhadap mitigasi, lalai pada pendidikan kebencanaan, serta enggan membenahi sistem yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menghadapi risiko.


Padahal, setiap musibah seharusnya meninggalkan jejak pelajaran. Bukan hanya berupa duka, tetapi kesadaran baru. Bahwa ruang hidup kita berada di atas gugusan lempeng tektonik yang aktif. Bahwa pembangunan harus mempertimbangkan keselamatan, bukan sekadar estetika atau profit. 


Pendidikan kebencanaan bukan pilihan, melainkan kebutuhan. Bahwa solidaritas tidak seharusnya muncul hanya ketika kita disapa bencana.


Jika bencana yang sama berulang, apakah itu murni takdir, atau justru karena kita tidak belajar?


Melalui tulisan ini, redaksi detikPerkara mengajak pembaca untuk memahami bahwa ketahanan bukan dibangun saat bencana datang, melainkan jauh sebelumnya—di ruang kelas, di meja perencanaan, di ruang kebijakan, dan dalam keseharian kita sebagai warga.


Doa Kami untuk Aceh dan Sumatera di tengah keprihatinan yang masih menyelimuti, Jurnalistik turut mendoakan saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera yang sedang menghadapi cobaan. Semoga yang terluka segera pulih, yang kehilangan diberi kekuatan, dan wilayah yang terdampak diberikan ketabahan serta perlindungan.


Musibah ini tidak hanya menjadi kabar duka, tetapi juga menjadi pengingat yang menumbuhkan kewaspadaan, kesadaran, dan persatuan. Karena bangsa yang kuat bukan bangsa tanpa bencana, melainkan bangsa yang belajar dari setiap musibah yang datang.

0 Komentar untuk " “Doa untuk Aceh dan Sumatera: Mengubah Duka Menjadi Kesadaran”"

Back To Top